Semangat Tak Pandang Malu

ADA yang menarik di pojok barat laut Stadion Sriwedari, Jumat (24/11) sekitar pukul 15.00. Seorang pemuda berkali-kali mencoba melemparkan lembing dari permukaan tartan ke lapangan hijau. Lembing itu dipinjam dari panitia, saat jeda lomba atletik di arena Pra-Peparprov Jateng. Kursi rodanya dibiarkan menemani di sampingnya.

Sementara seorang bapak, berkali-kali memungut lembing yang telah dilempar dan kembali diserahkan kepada sang pemuda. Dari cara memegang, melepas lembing dan hasil lemparannya yang tidak jauh, menunjukkan bahwa pemuda itu peserta pemula di arena Pra-Peparprov Jateng.

‘’Namanya Tuhirin. Dia baru kali pertama ini tahu dan memegang lembing yang akan digunakan untuk lomba. Saya senang hati mendampingi, karena semangatnya sangat besar untuk maju,’’ kata Kris Hartoyo, bapak yang ternyata Wakil Ketua NPC Kabupaten Purbalingga.

Yah, Turhirin merupakan salah seorang dari belasan bahkan puluhan peserta yang baru kali pertama turun di sebuah kompetisi. Dia turun di nomor lempar lembing, lempar cakram dan tolak peluru. Tetapi lelaki 25 tahun yang masuk klasifikasi F56 tersebut, memang benar-benar gres.

‘’Saya baru pegang lembing hari ini. Memegang dan melempar cakram dalam ukuran sebenarnya pun baru saat lomba tadi. Sedangkan untuk peluru, saya sudah pernah sekali latihan di Purbalingga, meski hanya delapan kali tolakan waktu itu,’’ tutur warga Desa Sangkanayu Kecamatan Mrebet, Purbalingga tersebut.

Mengapa tanpa persiapan sebelumnya? Dia menjawab singkat, ‘’Baru tahu mendadak, tiga hari sebelum berangkat ke Solo.’’

Memang, kepengurusan NPC Kabupaten Purbalingga baru terbentuk, beberapa hari sebelum Pra-Peparprov diselenggarakan. Tuhirin yang sama sekali buta olahraga prestasi, mengetahui hal itu dari Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Cabang Purbalingga, organisasi yang selama ini sering dia sambangi. Sehari-hari, dirinya mengamen dan membantu orang tua mencari rumput untuk pakan ternak.

‘’Saya ingin mengubah nasib melalui olahraga prestasi. Karena itu, meski tidak dapat medali di ajang ini, saya tak malu, tak kecewa. Sepulang dari Solo, saya akan berlatih keras. Kebetulan saya senang olahraga, meski selama ini hanya untuk kekuatan otot,’’ ujarnya.

Kris Hartoyo sangat mendukung keinginan atlet debutannya. Pihaknya berencana menyediakan berbagai peralatan olahraga yang dibutuhkan demi kemajuan bibit-bibit atlet dari daerahnya. ‘’Tuhirin sudah minta dibelikan lembing, cakram dan peluru untuk latihan nanti. Kami akan penuhi,’’ tandas Kris.(*)